Pada
abad ke-16 berkat penemuan seorang ilmuwan, makhluk hidup yang tidak dapat
terlihat menjadi dapat terlihat dengan menggunakan suatu alat. Alat tersebut
ialah mikroskop, yang memungkinkan seseorang dapat mengamati benda atau makhluk
hidup yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop yang sering digunakan di
sekolah adalah mikroskop monokuleratau
cahaya (latin : mono = satu; oculus = mata). Mikroskop ini digunakan dengan
satu mata, sehingga bayangan yang terlihat hanya mengenai panjang dan lebar
benda yang diamati. Benda atau obyek yang akan diamati dengan mikroskop ini,
harus memiliki ukuran yang kecil, tipis sehingga dapat ditembus cahaya.
Perhatikan gambar 1.1 berikut ini!
Mikroskop terdiri dari dua bagian, yaitu:
1 . Bagian mekanik
Pada bagian mekanik terdiri dari:
§ Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga
mikroskop.
§ Pilar atau sendi inklinasi sebagai penghubung antara
kaki dengan lengan mikroskop.
§ Pengatur kondensor berfungsi untuk menarik turunkan
kondensor.
§ Kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke benda yang
sedang diamati
§ Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan mikroskop.
§ Engsel penggerak berfungsi sebagai penghubung lengan
dengan kaki mikroskop
§ Meja preparat berfungsi untuk meletakkan preparat yang
akan diamati.
§ Penjepit preparat atau pemegang sediaan berfungsi
untuk menjepit preparat yang akan diamati agar tidak bergeser.
§ Tabung berfungsi menghubungkan antara lensa objektif
dan lensa okuler.
§ Revolver berfungsi untuk menempatkan lensa objektif.
§ Sekrup pemutar kasar berfungsi untuk menggerakkan
tabung mikroskop secara cepat dari atas ke bawah.
§ Sekrup pemutar halus berfungsi untuk menggerakkan
tabung ke arah atas dan bawah secara lambat. Alat ini dipakai jika objek telah
terfokus dengan memutar pemutar kasar.
2 .
Bagian optik
Pada bagian optik terdiri dari:
Pada bagian optik terdiri dari:
§ Dua buah cermin, yaitu sebuah cermin datar dan sebuah
cermin cekung. Fungsi cermin adalah untuk mencari, mengumpulkan, dan
mengarahkan sinar pada objek yang diamati. Cermin datar untuk sumber cahaya
yang cukup terang dan cermin cekung untuk sumber cahaya yang kurang terang
.
§ Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya
sinar yang dipantulkan cermin menuju ke mata.
§ Lensa objektif, berfungsi untuk memperbesar bayangan
objek, terletak pada revolver.
§ Lensa okuler, berfungsi untuk memperbesar bayangan
objek, terletak pada bagian atas tabung.
Bagaimanakah cara menggunakan mikroskop dengan benar? Untuk dapat
menggunakan mikroskop dengan benar perhatikan langkahlangkah sebagai berikut:
§ Menemukan lapang pandang dengan mengatur penyinaran
Untuk menghasilkan lapang pandang adalah dengan mengatur cermin sambil melihat
lensa okuler agar sinar masuk ke diafragma, sehingga menghasilkan pemantulan
yang optimal. Bagian yang terang berbentuk bulat dinamakan lapang
pandang.
§ Mengatur fokus mikroskop atau bayangan dengan
perbesaran lemah Letakkan preparat di atas meja preparat, dijepit dengan
penjepit sambil mengamati mikroskop dari samping tabung mikroskop diturunkan
dengan pemutar kasar, lakukan secara hati-hati hingga lensa objektif tidak
menyentuh preparat. Kemudian lihatlah melalui lensa okuler dan dengan
perlahan-lahan naikkanlah tabung mikroskop sehingga objek terlihat jelas.
Setelah objek tampak, putarlah pemutar halus ke depan atau ke belakang sehingga
mendapatkan bayangan sebaik-baiknya. Perbesaran mikroskop diperoleh dengan cara
mengalikan angka pada lensa objektif dengan angka yang tertera pada lensa
okuler. Misalnya 5x lensa objektif 10x lensa okuler maka perbesarannya 50x.
§ Mengatur fokus mikroskop (bayangan dengan perbesaran
kuat) Untuk memperoleh bayangan, dapat dilakukan dengan mengubah lensa objektif
yang memiliki perbesaran lemah dengan yang lebih kuat. Misalnya lensa objektif
perbesaran 5x dapat diganti dengan 10x atau 40x dengan memutar revolver sampai
terdengar suara terdetak. Pemutar halus diputar ke depan atau ke belakang agar
diperoleh objek yang lebih jelas.
§ Mengatur Mikroskop dengan posisi disimpan Setelah
mikroskop selesai digunakan, aturlah mikroskop dengan posisi siap disimpan
dengan cara sebagai berikut :
1) Tabung mikroskop dinaikkan.
2) Preparat diambil.
3) Lensa objektif terlemah diturunkan serendah-rendahnya diputar persis sampai lubang meja mikroskop.
4) Diafragma ditutup kembali.
5) Kondensor diturunkan dan cermin dalam posisi tegak.
6) Angkat mikroskop dengan hati-hati tangan kanan memegang lengan mikrokop dan topang kaki mikroskop dengan tangan kiri kemudian masukkan ke tempatnya dan dikunci.
2) Preparat diambil.
3) Lensa objektif terlemah diturunkan serendah-rendahnya diputar persis sampai lubang meja mikroskop.
4) Diafragma ditutup kembali.
5) Kondensor diturunkan dan cermin dalam posisi tegak.
6) Angkat mikroskop dengan hati-hati tangan kanan memegang lengan mikrokop dan topang kaki mikroskop dengan tangan kiri kemudian masukkan ke tempatnya dan dikunci.
Cara
membuat preparat:
1)
Membuat preparat tanpa penyayatan:
Untuk membuat preparat basah tanpa penyayatan, misalnya pada waktu pengamatan mikroorganisme yang ada dalam air. Caranya: air yang akan diamati, diambil dengan pipet tetes dan tempatkan pada kaca obyektif dan tutup dengan kaca penutup, amati dengan mikroskop.
Untuk membuat preparat basah tanpa penyayatan, misalnya pada waktu pengamatan mikroorganisme yang ada dalam air. Caranya: air yang akan diamati, diambil dengan pipet tetes dan tempatkan pada kaca obyektif dan tutup dengan kaca penutup, amati dengan mikroskop.
2) Membuat preparat dengan penyayatan:
Membuat preparat pada organ tubuh organisme, misalnya penampang daun, batang, akar, otot dan lain-lain Caranya: menyayat organ setipis mungkin, untuk membuat sayatan yang baik dan tipis dengan alat yang disebut mikrotom, tetapi bila tidak mempunyai mikrotom dapat dengan menggunakan silet yang tajam.
Keselamatan Kerja
Pernahkah
kalian mengadakan pengamatan di dalam laboratorium? Apa yang harus kamu
lakukan? Di dalam pengamatan tidak terlepas dari kegiatan percobaan atau
eksperimen. Eksperimen sangat menarik, tetapi sekaligus juga dapat
membahayakan. Untuk itu kita harus benar-benar memahami dan mampu memperlakukan
alat dan bahan secara aman, sehingga memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.
Hal-hal apa saja yang harus dipahami oleh seseorang yang akan melakukan kegiatan eksperimen? Nah,
simak penjelasan berikut!
1 .
Alat dan bahan laboratorium
Di
dalam laboratorium terdapat beberapa jenis alat dan bahan, serta perlengkapan
laboratorium lainnya. Pengadaan alat dan bahan harus C Keselamatan Kerja diperlakukan sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan alat dan bahan
laboratorium didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai. Alat adalah suatu
benda yang digunakan dalam melakukan kegiatan praktikum, eksperimen dan
penelitian. Bahan adalah suatu benda yang diteliti atau diuji dalam praktikum
dan eksperimen. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan terhadap alat dan bahan yang digunakan? Untuk mencegah terjadinya
bahaya dari alat dan bahan yang digunakan, maka perlu diperhatikan hal-hal di
bawah ini:
§ Biasakan membawa peralatan dari kaca dengan sikap
vertikal dengan menggunakan kedua tangan, dan jangan dijinjing.
§ Gunakan pipet isap atau tekan karet dengan
pijitan.
§ Jangan menengok isi tabung reaksi dari arah lubang,
terutama ketika atau selesai dipanaskan.
§ Jangan menghadapkan mulut tabung reaksi yang sedang
atau setelah dipanaskan ke arah tubuh orang lain.
§ Perhatikan penggunaan alat yang terbuat dari kaca
dalam kegiatan pemanasan. Kaca yang tahan panas adalah pyrex.
§ Pahami secara betul dalam memperlakukan bahan-bahan
terutama bahan kimia.
§ Jangan meletakkan botol yang berisi bahan kimia
langsung terkena sinar matahari.
§ Alat yang berputar kuat letakkan pada tempat yang
kokoh.
2 .
Bahan-bahan Kimia Yang Berbahaya
Terdapat
bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi manusia, antara lain :
a .
Aluminium sulfat (AlSO4)
Berbentuk
kristal berwarna putih, larut dalam air. Aluminium sulfat digunakan sebagai
pengganti tawas.
b .
Amoniak pekat (NH4OH)
Larutan
pekat gas amoniak dalam air, jika terkena kulit dan mata dapat menyebabkan
iritasi. Dalam wujud uap dapat mengganggu alat pernafasan. Amoniak pekat jika
tertelan sangat berbahya.
c .
Asam sulfat (H2SO4)
Asam
sulfat merupakan zat cair tak berwarna, beracun dan sangat korosif. Asam sulfat
dapat menimbulkan luka bakar pada kulit, mata, dan dapat merusak pakaian.
d .
Asam klorida (HCl)
Asam
klorida merupakan zat cair, bersifat racun, korosif, dan dalam wujud uap dapat
merusak kulit, mata, dan alat pernafasan.
e .
Etanol (C2H3OH)
Etanol
sering disebut alkohol. Etanol mempunyai sifat mudah terbakar dan digunakan
sebagai pelarut.
f .
Formalin 40% (HCHO)
Formalin
bersifat racun, baik berwujud cair maupun gas. Formalin digunakan untuk
membunuh hama.
g .
Klorofrom (CHCl3)
Kloroform
merupakan zat cair tak berwarna dan bersifat beracun. Kloroform digunakan
sebagai obat bius dalam laboratorium.
h .
Metilin Biru
Metilin
berwujud zat padat berwarna biru tua. Bahan kimia ini digunakan sebagai
pewarnaan inti sel.
i .
Natrium hidroksida (NaOH)
Natrium
hidroksida merupakan zat padat berwarna putih, mudah menyerap uap air, udara,
bersifat racun dan korosif. Natrium hidroksida termasuk bahan berbahaya yang
dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.
j .
Kobalt klorida (CoCl6H2O)
Kobalt
klorida merupakan zat padat, kristal berwarna merah, sangat mudah menyerap air,
dan dapat mengikat uap air. Kobalt klorida digunakan untuk menguji kelembaban
udara.
k .
Natrium Klorida (NaCl)
Natrium
klorida merupakan zat padat berwarna putih, berbentuk kristal. Natrium klorida
disebut juga garam dapur.
3 .
Simbol-Simbol Keselamatan Kerja
Terdapat bahan-bahan kimia yang bersifat berbahaya. Agar dapat dikenali, maka diberi simbol.
Simbol yang diberikan menunjukkan sifat dari bahan kimia yang terdapat di
dalamnya. Perhatikan tabel 9.1 berikut ini!
tabel
9.1 Simbol beberapa bahan kimia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar